Oleh : MUH. TAMIMUDDIN H
Sudah beberapa malam Kartiyem seperti tak mau lepas dari laptopnya. Guru
matematika di wilayah Lampung Tengah ini hampir setiap saat selalu
online. Meski lokasi tinggalnya jauh dari kota besar dan dengan sinyal
yang seadanya tak menyurutkan semangatnya untuk belajar melalui
Internet. Di pulau lain, tepatnya di Nunukan, Kalimantan TImur yang
berbatasan dengan wilayah Malaysia, Maslaeni, yang juga guru matematika,
beberapa hari terakhir juga memiliki kebiasaan serupa, sibuk berkutat
dengan laptop dan Internet bahkan sampai larut malam. Maslaeni bahkan
tak hanya harus berjuang dengan keberadaan sinyal Internet tapi juga
dengan keberadaan aliran listrik yang sering padam, kontras dengan
wilayah sebelah, yang notabene sudah masuk wilayah negri jiran, yang
selalu terang benderang. Kartiyem dan Maslaeni adalah dua orang guru
matematika dari ratusan guru lain yang tengah mengikuti kegiatan diklat
(pendidikan dan pelatihan) guru matematika secara jarak jauh dan
dilakukan sepenuhnya secara online.
Adalah PPPPTK Matematika yang merupakan unit pelaksana teknis di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai menapak lebih serius
dalam pemberdayaan guru matematika se-Indonesia dengan mengambil jalur
yang non-konvensional ini, dimana kegiatan dilaksanakan online. Untuk
mengikuti diklat peserta tidak harus datang secara fisik tapi dengan
mengakses situs web yang telah disediakan, yaitu
etraining.p4tkmatematika.org.
Diklat E-Training
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
e-learning merupakan alternatif baru yang cukup menjanjikan. Beberapa
lembaga pendidikan formal,khususnya perguruan tinggi, mulai memanfaatkan
e-learning sebagai media pembelajarannya dan mulai diikuti kalangan
lembaga kediklatan-pun mulai memanfaatkan e-learning sebagai media
diklat, atau dalam hal ini sering disebut sebagai e-training.Efisiensi
biaya dan luasnya jangkauan menjadikan e-training sebagai upaya baru
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara
memberdayakan guru-guru yang jumlahnya jutaan melalui diklat. Dalam
pembukaan kegiatan diklat online yang ditayangkan secara daring melalui
situs Youtube, Kepala Pusat PPPPTK Matematika, Prof.Dr.rer.nat. Widodo,
M.S. menyinggung mengenai tuntutan bagi guru-guru terutama dengan telah
diberlakukannya Permenpan RB No. 16 tahun 2009 pasal 11 disebutkan bahwa
guru tidak hanya mengajar dan menilai pembelajaran saja, tetapi guru
harus melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang
meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovasi. Termasuk
dalam pengembangan diri adalah mengikuti diklat. Dengan diberlakukannya
peraturan ini maka dipastikan nantinya banyak guru-guru yang harus
mengikuti diklat agar kenaikan pangkatnya tidak terhenti. Padahal
lembaga diklat seperti PPPPTK Matematika jumlahnya sangat terbatas
dengan kapasitas untuk mendiklat guru yang juga tidak sepadan dengan
kebutuhan. Sebagai contoh saja, untuk guru bidang studi matematika,
ditambah guru sekolah dasar (yang notabene juga harus mengajar
matematika) jumlahnya mencapai lebih dari 1,5 juta yang kesemuanya tentu
harus terus menerus ditingkatkan baik wawasan keilmuan maupun
keterampilan mengajarnya.
Jika hanya mengandalkan diklat konvensional dengan tatap muka saja maka
dibutuhkan waktu puluhan tahun agar semua guru merasakan diklat. Selain
jumlah sasaran masalah lainnya adalah biaya penyelenggaraan yang pasti
akan sangat besar.
Kualitas dan Jangkauan
Dari sisi konten, ketersediaan materi secara digital akan menjamin
materi sesuai standar. Peserta diklat dari wilayah manapun akan dapat
memperoleh materi yang sama persis. Yang menjadi tantangan terbesar
dari diklat semacam ini adalah bagaimana menjamin proses pembelajaran
sesuai yang direncanakan, termasuk mencegah adanya kecurangan. Untuk
itu evaluasi pembelajarannya harus dilakukan dengan khusus.
Sementara itu sebaran peserta ternyata cukup merata. Kekhawatiran awal
bahwa guru-guru akan kesulitan mengikuti diklat seperti ini, mengingat
faktor jangkauan internet dan rendahnya literasi TIK ternyata tidak
sepenuhnya benar. Banyak guru-guru berinisiatif mengusahakan akses
Internet sendiri, mengingat sekolah tidak tersedia atau tidak maksimal.
Seringkali peserta juga harus pintar-pintar menyiasati keterbatasan,
misalnya mengakses materi saat tengah malam dimana koneksi lebih
cepat.Dari tulisan-tulisan peserta yang dipublikasikan di blog
masing-masing, serta respon dan interaksi di forum diskusi, sebagian
besar guru peserta diklat merasa sangat terbantu dan memperolah banyak
manfaat dengan mengikuti diklat ini, meskipun semua proses dilakukan
tanpa tatap muka sama sekali.
Jumlah sasaran yang lebih banyak, jangkauan lebih luas, biaya yang lebih
efisien dan pelaksanaan yang fleksibel membuat e-training menjadi salah
satu alternatif yang cukup menarik bagi peningkatan mutu guru yang
nantinya diharapkan akan berimbas bagi peningkatan mutu pendidikan
secara umum. Dengan e-training, Kartiyem, Maslaeni dan ribuan guru lain
akan dapat meningkatkan kompetensi dengan lebih mudah bahkan tanpa harus
meninggalkan kewajiban utamanya, yaitu mengajar di kelas.
Sumber:http://p4tkmatematika.org/2013/10/diklat-eradigital/
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.